Senin, 23 April 2012

GEREJA KRISTEN KOPTIK


Gereja Kristen koptik adalah bisa dikatakan gereja Kristen resmi yang pertama sejak kematian Jesus Kristus. Gereja Kristen koptik diperkirakan merupakan asal muasal keberadaan keberagaman gereja Kristen diseluruh dunia saat ini. Gereja Kristen koptik adalah gereja Kristen terbesar di Mesir pada waktu itu dengan nama gereja Kristen ortodok Alexsandria.. Gereja milik keluarga gereja Ortodoks Oriental, yang telah menjadi tubuh gereja yang berbeda sejak Konsili Kalsedon pada tahun 451. Gereja ini pada perkembanganya terbagi menjadi dua yakni menjadi gereja Kristen Ortodoks dan gereja-gereja Katolik Roma. Perbedaan dari sudut pandang teologi yang menyebabkan terjadi perpecahan ditubuh Kristen Koptik yang sampai saat ini masih diperdebatkan secara teknis ,terutama terkait dengan pandangan tentang kehidupan Kristus.
Akar dasar Gereja yang berbasis di Mesir ini masih memiliki umat yang tersebar di seluruh dunia. Menurut tradisi, gereja didirikan oleh Rasul Saint Mark yang merupakan penginjil pada pertengahan abad ke-1 (sekitar AD 42), Kepala gereja dari Alexandria.adalah Paus dari Alexandria dan Patriarkh..
Pada saat ini 20% dari Gereja gereja Ortodoks di Mesir adalah gereja kristen Koptik Alexandria, meskipun ada-gereja gereja lain juga mengklaim Patriarkat dan Patriarkh Alexandria; di antara nya adalah: Gereja Ortodoks Yunani dari Alexandria, Katolik Koptik Gereja Alexandria, Patriarkat Katolik Yunani, Melkite Antiokhia, dan Alexandria Yerusalem

Dasar apostologi
Mesir diidentifikasi dalam Alkitab sebagai tempat berlindung Keluarga Kudus Yesus Kristus yang dicari Herodes disaat di .diperasingan “(Matius 2:12-23).
Gereja Mesir, saat ini menganggap bahwa dirinya sebagai subyek banyak nubuat dalam Perjanjian Lama. Yesaya, di Bab 19, Ayat 19 mengatakan “Pada hari itu akan ada mezbah bagi TUHAN di tengah-tengah tanah Mesir dan tugu bagi TUHAN di perbatasannya.”
Orang-orang Kristen pertama di Mesir adalah orang-orang yang berbicara dengan bahasa Mesir Koptik, ada juga Alexandria Yahudi seperti Theophilus, Santo Lukas Penginjil yang alamat dalam bab pendahuluan Injil-Nya. Ketika gereja didirikan oleh Saint Mark pada masa pemerintahan kaisar Romawi Nero, sejumlah besar orang Mesir asli (sebagai lawan Yunani atau orang Yahudi) memeluk Kristen.
Kristen tersebar di seluruh Mesir dalam setengah abad kedatangan Saint Mark di Alexandria, sebagaimana jelas dari tulisan-tulisan Perjanjian Baru ditemukan di Bahnasa, di Mesir Tengah, padal sekitar, tahun 200 masehi dan sebuah fragmen dari Injil Yohanes, ditulis dalam bahasa Koptik, yang ditemukan di Mesir Atas , pada paruh pertama abad ke-2. Pada abad ke-2, Kekristenan mulai menyebar ke daerah pedesaan, dan kitab suci yang diterjemahkan ke dalam bahasa lokal, yaitu Koptik.


Kristen koptik saat ini
Ada sekitar 20 juta umat Kristen Ortodoks Koptik di dunia. Antara 7 dan 10 juta di antaranya ditemukan di Mesir di bawah yurisdiksi Gereja Ortodoks Koptik Alexandria . Ada juga jumlah yang cukup signifikan di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Perancis, Jerman, dan Sudan. Jumlah orang Kristen Ortodoks Koptik di perkirakan adalah sekitar 4 juta. Selain itu, terdapat antara 350.000 dan 400.000 pengikut asli di Afrika Timur, Tengah dan Afrika Selatan.

Pada musim panas tahun 2001, Patriarkat Ortodoks Koptik dan Yunani Ortodoks dari Alexandria setuju untuk saling mengakui pembaptisan dilakukan di gereja masing-masing, Serta mengesahkan untk merayakan sakramen pernikahan. Sebelumnya, jika Ortodoks Koptik Ortodoks dan Yunani ingin menikah, pernikahan harus dilakukan dua kali, sekali di gereja masing-masing, agar bisa diakui oleh keduanya. Sekarang dapat dilakukan hanya dalam satu gereja dan diakui oleh keduanya.
Menurut Tradisi Kristen dan Hukum Kanonik, Gereja Ortodoks Koptik Alexandria hanya menahbiskan pria, dan jika mereka ingin menikah, mereka harus menikah sebelum mereka ditahbiskan. Dalam hal ini mereka mengikuti praktek yang sama seperti halnya Gereja Ortodoks Timur.
Secara tradisional, bahasa Koptik digunakan dalam pelayanan gereja, dan kitab suci ditulis dalam alfabet Koptik. Namun, karena Arabisasi Mesir, pelayanan di gereja-gereja mulai terjadi peningkatan penggunaan bahasa Arab, termsuk berkhotbah dilakukan sepenuhnya dalam bahasa Arab. Bahasa asli yang digunakan, dalam hubungannya dengan Koptik, selama layanan di luar Mesir.
Kristen koptik Ortodoks merayakan Natal pada 7 Januari (Kalender Gregorian), yang bertepatan dengan 25 Desember menurut kalender Julian. Gereja Ortodoks Koptik menggunakan Kalender Julian sebagai Kalender Ecclesiastical nya. Hal ini dikenal sebagai kalender Koptik atau Kalender Aleksandria. Kalender ini pada gilirannya didasarkan pada kalender Mesir Kuno. Gereja Kristen Koptik ortodok dianggap sebagai Gereja Calendrist Lama. Natal menurut kalender Koptik diadopsi sebagai hari libur nasional resmi di Mesir sejak tahun 2002.


Untuk tahun 2011, kehidupan umat kristen koptik di Mesir saat ini, berada pada masa masa suram setelah jatuh rezim Mubarak,karena ada kekuatiran bahwa peralihan kekuasaan di Mesir akan membuat umat kristen koptik akan makin termarjinalkan. Bagaimana tidak di masa rezim pemerintahan Mubarak saja yang dianggap sekuler, umat kristen koptik di mesir sudah banyak mengalami tekanan dan diskriminasi. Seperti pada umumnya kehidupan masyarakat kristen di timur tengah yang telah banyak mengalami pelecehan sosial, demikian pula umat kristen koptik di Mesir, padahal penganut kristen kotptik ini adalah merupakan penduduk asli Mesir sebelum terjadi Arabisasi di Mesir.(jm)

Jumat, 13 April 2012

SEJARAH KRISTEN DUNIA



Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia.

Kehidupan Yesus

Periode ini dimulai sejak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang lebih dari 4 SM hingga 33 M.

Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan menjadi dewasa di Nazareth, Galilea; setelah ia berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melakukan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka. Ia disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Propinsi Iudaea Romawi, Pontius Pilatus dan setelah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangkit dari mati pada hari ketiga setelah kematiannya dan menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saksi mata. Sepuluh hari kemudian Ia naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (lahir, pelayanan, mati, bangkit, naik ke surga) adalah intisari kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Perjanjian Baru.

Gereja mula-mula

Periode ini dimulai sejak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang lebih tahun 33 hingga 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, hingga dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, kira-kira tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, kira-kira tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membuat perubahan dari dasar setelah melihat keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai dibuka sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan antara gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.


Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, kira-kira tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada akhirnya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berlandaskan kekristenan. Dalam waktu seratus tahun, terjadi lebih banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan antara bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan

Sejak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang penduduk asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar masyarakat setempat.(jm/wp)