Perjamuan Kudus, Perjamuan Suci, Perjamuan Paskah,
atau Sakramen Ekaristi adalah salah satu sakramen yang dikenal di dalam
Gereja Kristen. Istilah ekaristi yang berasal dari bahasa Yunani
ευχαριστω, yang berarti berterima kasih atau bergembira, lebih sering
digunakan oleh gereja Katolik, Anglikan, Ortodoks Timur, dan Lutheran,
sedangkan istilah Perjamuan Kudus digunakan oleh gereja Protestan.
Perjamuan Kudus didasari pada makan malam terakhir Yesus dengan
murid-muridnya pada malam sebelum ia ditangkap dan disalibkan (Markus
14:12-21. dll.).
Makna Perjamuan Kudus
Pada umumnya orang Kristen percaya bahwa mereka diperintahkan Yesus
untuk mengulangi peristiwa perjamuan ini untuk memperingatinya (“…
perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” – 1 Kor. 11:24, 25). Namun
berbagai aliran Gereja Kristen memberikan pengertian yang berbeda-beda
pula terhadap sakramen ini. Gereja Katolik Roma menekankan arti
perjamuan kudus sebagai sarana keselamatan bagi umat. Gereja-gereja
Protestan umumnya lebih menekankan perjamuan sebagai peringatan akan
kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia.
Elemen Perjamuan
Seperti halnya pada perjamuan Yesus yang terakhir, umat Kristen
bersama-sama memakan roti dan meminum anggur. Dalam hal inipun terdapat
perbedaan praktek sesuai dengan tradisi gereja. Di kalangan Gereja
Katolik Roma roti yang digunakan dibuat khusus tanpa ragi (hosti),
sementara anggur tidak diberikan kepada umat. Di kalangan Gereja
Protestan digunakan roti biasa, sementara anggur yang digunakan bisa
juga berupa jus anggur.
Apa pentingnya Perjamuan Kudus?
Mempelajari Perjamuan Kudus adalah pengalaman yang menyentuh sanubari
karena dalamnya makna yang dikandung. Adalah pada saat merayakan Pasah
pada malam menjelang kematianNya Yesus menetapkan sebuah perjamuan baru
yang bermakna yang kita peringati sampai saat ini, dan yang merupakan
pengungkapan tertinggi dalam ibadah Kristiani. Perjamuan Kudus adalah
”khotbah dalam perbuatan,” memperingati kematian dan kebangkitan Tuhan
kita, dan memandang ke masa yang akan datang di mana Dia akan datang
kembali dalam kemuliaan.
Hari Pasah adalah perayaan yang paling suci dalam kalender agama
Yahudi. Perayaan itu memperingati tulah terakhir di Mesir ketika
anak-anak sulung orang Mesir mati dan anak-anak sulung orang Israel
selamat karena darah dari anak domba yang dipercikkan di ambang pintu
mereka. Anak domba dipanggang dan dimakan bersama dengan roti tidak
beragi. Allah memerintahkan bahwa sepanjang masa hari raya itu harus
diperingati. Kisah ini dicatat dalam Keluaran 12.
Dalam perayaan itu, Yesus dan murid-muridnya menyanyi satu atau
beberapa Mazmur Pujian (Mazmur 111-118). Yesus, mengambil roti, mengucap
syukur kepada Allah. Sambil memecahkan roti itu dan memberikannya
kepada mereka, Dia berkata, “Ambil, makanlah, inilah tubuhKu yang
diserahkan bagi kamu.” Demikian pula Dia mengambil cawan sesudah makan
dan memberikannya kepada mereka untuk diminum. Dia berkata, “Cawan ini
adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini,
setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Dia
mengakhiri perjamuan itu dengan menyanyikan nyanyian rohani dan kemudian
mereka keluar menuju ke Bukit Zaitun. Di sanalah Yesus dikhianati,
sebagaimana telah dinubuatkan, oleh Yudas. Pada keesokan harinya Yesus
disalibkan.
Kisah mengenai Perjamuan Kudus terdapat dalam Matius 26:26-29, Markus
14:17-25, Lukas 22:7-22, dan Yohanes 13:21-30. Dengan pewahyuan illahi,
Rasul Paulus menulis mengenai Perjamuan Kudus dalam 1 Korintus
11:23-29. (Hal ini karena Paulus tidak berada di ruang atas saat
Perjamuan Kudus ditetapkan). Paulus memasukkan kata-kata yang tidak
terdapat dalam kitab-kitab Injil, “Jadi barangsiapa dengan cara yang
tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh
dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya
sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya” (1 Korintus 11:27-29).(WP/JM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar